Cerita lengkap: https://teronggemuk.com/2016/04/04/the-rock-campus-ke-51-jakarta/

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

 

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

 

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

 

Jakarta, 31 Maret 2016.

Sepertinya tahun 2015 ialah akhir dari kemurungan akan pasifnya band-band lokal yang memproduksi rilisan mereka secara otonom. Setelah Pointless Peace berhasil menghancurkan stigma negatif atas ke-non-produktifan scene berskala mikro dengan mengeluarkan album baru mereka, Friends And Resistance, dalam format tape dan CD; terbukti para penggiat scene di kota Balikpapan ini tidak begitu peduli dengan paradigma negatif diatas. Nampaknya begitupun yang dirasakan dengan Superego.

Superego yang dilakoni oleh Yuswo Hadi Saputro (vokal, gitar), Anton D. Andrijanto (bass), kakak beradik Sendy Agari Asra (gitar) dan Rendy Asra (drum) mempertegas bahwa pergerakan musik bawah tanah ini tidak layak untuk terhenti barang sejenak pun. Mereka mengeluarkan album bertajuk “Pulih” di bulan November 2015, tepatnya empat bulan setelah hancurnya stigma mengenai adanya stagnansi di tubuh scene. Album “Pulih” mampu merepresentasikan bahwa skeptisme terhadap scene yang seakan dilihat sebagai sebuah borok dengan perih yang tak berujung lah yang lebih layak dikatakan utopis. Superego memperlihatkan aksi nyata yang digagas para pelaku kolektif dengan menjadi bagian di dalam perlawanan ini.

Superego merekam 7 tracks di 2 studio yang berbeda. Lagu “Koloni”, “Satir”, “Apalagi Papua” dan “Terdengar Tangguh” direkam di Backstage Studio, yang terletak di Samarinda, oleh Arie Wardana. Sedangkan lagu “Arus Utama”, “Sekencang” dan “Unsur” direkam lebih dulu di studio MIA Records oleh Qandiyas Achmad dan Isnhu Dwi Handoko, yang keduanya ialah kontributor band metal asal Balikpapan, Zwageri Buceros.

Album “Pulih” ini seakan mengingatkan kejengahan anak muda terhadap musik rockdi era 80-90an yang identik dengan celana ketat, rambut gondrong dan rockstar syndrome yang berlebihan. Seiring jaman, kejengahan dengan sendirinya berevolusi sesuai tempat dan waktu. Selain rockstar syndrome yang semakin menggila, kini mata kita lebih terbelalak dengan munculnya scenester qwerty, merchandise Gildan-sentris, gampangnya menilai seseorang melalui apa yang mereka gemari, serta tuntutan untuk kompromi terhadap dunia kerja. Lirik berbahasa Indonesia di keseluruhan album ini tertutur dengan jujur dan lantang. Penyampaian yang nyaman dalam setiap kosakata lirik Superego membuat pendengar seharusnya mengerti bahwa kejujuran tidak hanya datang dari mereka yang memakai sorban dan dasi. Kejujuran juga dapat disampaikan oleh mereka yang lebih nyaman mengenakan sweater bulu yang didapat dari pasar secondhand, jeans belel dan Chuck Taylor butut.

Dalam tiap aksi panggung Superego tak pernah merasa tua untuk menyajikan distorsi 90an dan melodi tajam namun kasar, dari gigs ke gigs yang sudah mereka hampiri. Lirik berbahasa Indonesia selalu membuat penasaran bagi mereka yang ingin tahu apa pesan yang terbungkus dalam lagu-lagu yang mereka bawakan. Itulah kenapa rilisan fisik yang disertai lirik memiliki peran penting demi mengantarkan pendengar untuk merasakan nikmatnya menafsirkan lirik-lirik lagu secara bebas.

IMG_0326

Saat kali pertama CD album “Pulih” berada di genggaman, anda akan merasa seperti memegang sebuah puzzle bergambar potret Kim Thayil yang ingin segera dibawa pulang untuk diselesaikan di rumah dalam kesendirian. Track pertama yang berjudul “Koloni” membujuk kita untuk lebih bersahabat dengan kesendirian, selama kesendirian itu tidak melulu mendatangkan perkara pelik. Kutipan kata-kata dari Pramoedya Ananta Toer menggaris bawahi bahwa sampai di titik kematian pun akan kita hadapi sendiri. “Koloni” idealnya sebuah lagu dengan satir dan komposisi yang pas secara keseluruhan, baik instrumen maupun kejelasan vokal yang lugas dan lantang. Namun track yang berjudul “Satir” justru muncul di track kedua, yang semakin memperjelas kejengahan terhadap keadaan ditengah zaman yang serba kompromis. “Satir” ialah track yang paling terdengar nakal, terutama saat sinergi tempo dan riff gitar yang cepat seketika saling meyakinkan satu sama lain bahwa Superego ialah band yang patut diperhitungkan dalam memberangus selera musik kalian yang membosankan. Perhatikan ketika vokal mulai mengisi verse di lagu ini; lagu “Satir” mengingatkan bentuk awkward moment saat sajian program  humor di layar TV tertangkap garing di benak kita. Anthem yang cocok untuk menghancurkan televisi seperti Abraham menghancurkan berhala. Korelasi antara televisi dan kehidupan manusia sangat memerlukan perhatian serius, terutama saat anda mendeteksi adanya skenario yang dibuat oleh negara dalam mengalihkan isu internal melalui pemberitaan di televisi sebagai kendaraan syiar mereka. Track “Satir” berhasil membuat kita membenci sajian televisi yang kita anggap berkiblat pada orientasirating yang tinggi serta slapstick murahan. Tapi ingat, pengalihan isu jauh lebih menyedihkan.

Barang siapa yang dengan sengaja alpa pada upacara 17 Agustus di setiap tahunnya di Indonesia ialah orang-orang yang mengerti apa arti dari kebebasan yang sesungguhnya. Track “Apalagi Papua” menggambarkan bagaimana kemerdekaan tidak dapat diimani oleh siapapun yang menelisik kehidupan di Papua pada saat ini. Hari ini Papua seperti seorang tuan rumah yang mengundang tamu dan kemudian tamu tersebut mengambil alih rumah mereka bahkan secara perlahan menjadikan mereka budak di rumah mereka sendiri. Siapapun yang dianggap sebagai bagian dari Gerakan Papua Merdeka diseret ke terali besi sampai pada waktu yang tidak jelas. Jangankan vonis lamanya hukuman, hak untuk mendapatkan pengacara serta pengajuan banding bahkan tak bisa diraih dengan proses yang mudah. Bahkan beberapa tahanan mengaku tak boleh sekalipun bertemu dengan anggota keluarga mereka. Singkatnya, jika anda dengan kehidupan anda yang serba berkecukupan dan setiap harinya merasakan nikmatnya berkumpul bersama orang-orang yang anda sayangi saja masih mempertanyakan kemerdekaan macam apa yang berlaku ditengah kita, apalagi Papua?

Belum hilang di kepala ini mengenai Papua, track “Terdengar Tangguh” langsung mengalihkan ironi dengan hentakan drum yang dideru riff gitar ala Superego. Lagu ini gambaran keadaan anak muda jaman sekarang. Lagu yang hebat dan jujur. Tahukah anda bahwa tidak semua anak yang mengenakan kaos Mogwai mendengarkan Mogwai?  Tahukah anda bahwa playlist di iTunes dapat menentukan harga diri seseorang? Tahukah anda bahwa seorang scenester dengan followers Instagram yang lebih banyak cenderung lebih disegani dan dihormati daripada scenester yang pernah menunggu dini hari tiba demi mengibarkan banner besar bertema Buy Nothing Day di jembatan penyeberangan depan Plaza Balikpapan hingga diturunkan sendiri oleh aparat? Citra kalian seakan lebih penting daripada mengetahui bahwa vokalis The Flaming Lips pernah mencium kaki Miley Cyrus saat mereka mengkover “Lucy In The Sky With Diamonds”. Oh, dan band sekaliber Crytopsy tidak selalu membawa cacing tanah kemana-mana.

Superego dikelilingi oleh karib-karib terbaik. Hal ini diamini mereka dengan mengajak beberapa sohib untuk berkolaborasi pada 2 lagu yang berbeda: “Arus Utama” dan “Sekencang”. Taqeem Grunge (ex vokalis Superego) yang pada sesi rekaman ikut mengisi vokal pada lagu “Arus Utama” menjadi pembuktian dari sebuah band asal Balikpapan bernama Superego bahwa tiada yang mustahil dalam merekonstruksi komponen-komponen yang tersimpan berdebu namun tak pernah usang untuk didengarkan. Superego berhasil mengadopsi distorsi dan keterasingan band-bandrock/grunge era 90an sebagai benang merah yang menyatukan materi keseluruhan album ini. Drum yang terdengar rough nan groovy bisa membuat anda kembali merasakan nikmat ritma remaja bagi siapapun yang merindukannya. Hey, entah darimana aroma The Vines tiba-tiba tercium saat dinamika drum pada tengahverse “Arus Utama” terdengar. Lagu ini semakin bersinergi dengan vokal Taqeem yang bertutur dengan penyampaian yang jujur dan nakal. Tiap kata dari lirik “Arus Utama” menjelma jadi puing-puing toleransi yang tertinggal bagi siapa saja yang merasa adanya kenyamanan konkrit dalam membuat lirik yang masa bodo namun ear-catching, bahkan saat dibawah pengaruh substance.

Begitu juga pada track “Sekencang”, kontribusi suara Adji RROARRR dan penguasaan gitar Arif (ARCH Guitar) seakan mendengarkan Floorpunch meneriakkan fatwa haram untuk memperlihatkan ketaqwaan di layar kaca ataupun memposting kenikmatan ber-Tuhan di social media. Mungkin maksud lagu ini sebagai ungkapan kehati-hatian kepada umat yang telah mendapatkan petunjuk agar senantiasa menghindar dari fitnah riya dan sombong, tanpa harus mengesampingkan hak prerogatif seseorang terhadap apa yang mereka percaya, tekuni dan jalani.

Track terakhir Superego pada album ini bertajuk “Unsur”, diciptakan oleh seorang sahabat bernama Firman Kurniawan pada tahun 1999 silam. Bayangkan bagaimana mereka mempertahankan keutuhan lagu ini, dalam tiap nada dan temponya, menyanyikannya dari gigs ke gigs, hingga membutuhkan waktu yang cukup lama sampai akhirnya lagu ini bisa diperdengarkan kepada pendengar mereka pada saat ini dan menjadi warisan berharga yang bisa dipamerkan ke anak cucu mereka kelak. Tak salah bila menisbatkan album “Pulih” milik Superego ini sebagai album yangcollectible. Dibalik fenomena runtuhnya industri rilisan dalam skema penjualan kapital dan stigma kurang menjanjikannya rilisan untuk menjadi penyokong keseriusan band untuk tetap berada pada jalurnya, Superego membuktikan bahwa metode self-releasebukan hanya sekedar cara alternatif (budaya tandingan) dari pasar musik kapital. Langkah Superego berhasil membuka mata peminat rilisan fisik bahwa hancurnya industri musik kapital sekalipun tidak akan memberikan imbas apa-apa terhadap kelangsungan band yang memilih menggunakan metode self-release dalam pendistribusian album mereka, terutama jika konten yang disajikan berseberangan dengan kelaziman-kelaziman yang saat ini mudah didapati pada pelaku musik berorientasi profit makro belaka.

(Penulis adalah H. Ade Fitrian yang merupakan vokalis Anarpot dan Pointless Peace.)

IMG_1597

SUPEREGO DI ETAM FEST 2

Posted: November 22, 2015 in Uncategorized

Heyho! Selama satu tahun kami nggak ada kabar apa-apa di blog ini, bukan berarti kami lagi menyepi. Akhirnya album kedua kami rilis juga kemarin! Tepat di acara Etam Fest 2 di Tenggarong, Kutai Kartanegara. Sekalian kami pun manggung di depan pengunjung yang membludak. Tenggarong, kalian keren! Cerita lengkap baca di sini.

12241617_10206920799810335_4588500338060739014_n12241583_10206920805130468_5156143623692540266_n12274282_10206920806290497_8315330686580660763_n12243371_10206920806850511_3422800341957774428_n12243208_10206920808770559_3566678720259295731_n12295530_10206920810930613_6155104874557864780_n11046778_10206920816330748_4607799005972111637_n12240071_10206920816370749_4133653956899571228_n12289648_10206920815930738_2420386105994313413_n12279104_10206920814930713_5442689237495841469_n12278853_10206920819130818_6253152104444600768_n12112472_10206920819410825_2471058148722173865_n12249760_10206920823090917_7897010635252103685_n12249847_10206920831211120_8607391356200267423_n12278828_10206920838331298_1079796566500601885_n12249620_10206920838651306_8469720479610799217_n12295296_10206920839491327_2435363544978149390_n12243216_10206920842091392_7851689244643666350_n12247072_10206920832051141_6503267967512784131_n12274619_10206920844051441_3846107291987420308_n12295233_10206920848091542_6180847172115488530_n12294669_10206920845651481_4460134204517163665_n12243330_10206920852251646_3641730393609033575_n11986435_10206920855771734_6589360866519732893_n12289508_10206920862011890_3314876681183264390_n12289758_10206920864651956_2928305796766600469_n

 

MENGEPAK SAYAP

Posted: September 18, 2014 in Uncategorized

Lucu juga kalau dipikir. SUPEREGO ini mau dibawa kemana sebenarnya? Bikin album, video klip, manggung, kami jalanin. Tapi semua berjalan tanpa ambisi untuk tampil di acara Dahsyat atau dikontrak Musica. Kami berkarya, demi apa jadinya? Mungkin hanya sekedar mengisi waktu menghamburkan gaji.

image

Ngomongin ngisi waktu, 22 Agustus yang lalu kami manggung di Cafe 77 Ruko Klandasan, Balikpapan. Bertemakan Rock of the ’90s malam itu kami mejeng minus Yuswo yang digantikan Meysi dari @MIA_RecordsBPN. Lumayan sukses. Walaupun ada yang mention di Twitter kalo kami mainnya kurang greget. Hahaha… Pamor sedikit naik dengan adanya komentar bahwa kami termasuk band keren dari timur Borneo. Thanks bro!

Oh iya, sekedar info, jangan lupa kulik Warning Magazine edisi #4 bulan September. Ada kompilasi 12 band yang salah satunya adalah SUPEREGO!

image

FAN ART

Posted: May 16, 2014 in Uncategorized

image

Hasil karya dari @brothergiez nih! Gimana? Keren kan!

image

NGOBROL CINTA BARENG BASSIST KITA

Posted: February 14, 2014 in Uncategorized

Kalo ditanya, apa sih yang spesial dari hari Valentine? Drummer SUPEREGO, Rendy, bakal jawab, “Valentine itu ulang tahun istriku tercinta, Ayu Asra. Hihihi…” Entah apa maksud dibalik tawa hihi-nya. Beda kalo nanya ke Anton, si bassist kece nan menawan. Kata dia, “14 Februari itu tanggal terbentuknya PETA.”

Sempat terpukau, ternyata selain jago betot bass, doi juga ngerti Sejarah. Tapi keterpukauan tersebut cuma sesaat karena di buku pelajaran jaman SMA dulu, Pembela Tanah Air ternyata dibentuk tanggal 3 Oktober!

Buat para personel SUPEREGO, hari kasih sayang memang disikapi dengan lumayan datar. Tidak meriah. Dulu, sewaktu masih formasi lama, sempat tercipta lagu dengan judul “Hari Ini Bukan Hari Suci” yang sengaja dibikin untuk menyindir fenomena Valentine’s Day di kalangan muda-mudi.

Ada rencana nggak untuk rekam ulang “Hari Ini Bukan Hari Suci” dengan personel di formasi baru sekarang?

“Belum ada niat soalnya kita masih konsen sama lagu baru. Selain itu juga belum dapat kabar dari Suci. Tapi Christy menarik hati sih.”

Jawaban itu tidak lain dan tidak bukan keluar dari mulut si bassist genit. Begitu ditanya lebih jauh apakah Anton pernah melakukan hal romantis untuk pasangannya, barulah dia cukup diplomatis.

“Ane nggak pernah romantis karena ane nggak bisa romantis, dan itu adalah hal yang romantis. Real man anti romantis. Real man is pervert-sionis.”

Buat yang penasaran sama muka bassist kita, cek foto dengan tampang belagunya ini.

Image

ALBUM 2 DAN 2 PERSONEL BARU

Posted: January 9, 2014 in Uncategorized

Ngomongin album kedua SUPEREGO, rasanya kurang sreg kalo nggak ngomongin 2 personel barunya. Biar kita bahas satu-satu dulu ya.

Rencananya sih 6 lagu hangat bakal mengisi album kedua ini. Yang udah selesai direkam dan mixing ada 3 lagu. Tinggal nunggu mastering aja.

Apa yang beda dibanding album sebelumnya?

“Yang beda jenis musiknya. Kalo sebelumnya lebih kalem, kali ini kita bikin lebih grunge, rock dan hardcore,” ungkap Yuswo, yang kini merangkap vokalis sekaligus gitaris.

Diakui Yuswo, band-band yang jadi kiblat SUPEREGO di album kedua nanti adalah Pearl Jam, Nirvana, Motorhead, Koil dan Seringai. Rekaman dilakukan di MIA Records Balikpapan (Twitter: @MIA_RecordsBPN) mulai dari Lebaran 2013 sampai Desember kemarin.

Sekarang kan udah nggak ada Adis, lalu masuk Agari dan Anton. Gimana penampilan mereka?

“Kalo menurutku sih bagus, melodi gitar Agari kental dengan Guns N’ Roses. Kalo Anton, cabikan bass-nya kasar seperti Lemmy Motorhead.”

Dibanding formasi sebelumnya, apa yang beda?

“Yang sekarang lebih memperlihatkan sisi kelaki-lakian kami,” jawab Yuswo menutup perbincangan.

SELAMAT TAHUN BARU 2014

Tahun baru, personel baru, lagu-lagu baru. Pokoknya sekarang kami niat banget lah untuk selalu meng-update berita dari SUPEREGO, walaupun sempat setahun lebih blog ini terabaikan karena sibuk jadi kuli, sibuk nyari lirik, sibuk rekaman, sibuk foto-foto. Tapi udah nggak kangen lagi dong ya! Kan kami udah muncul kembali. Pantau terus karena bakal ada tulisan-tulisan lainnya.

Image  —  Posted: January 9, 2014 in Uncategorized

SUPEREGO HADIR DI SOUND CLOUD

Silahkan klik tautan di atas untuk mendengarkan sample lagu-lagu kami. Siap rilis nggak lama lagi. Sabar aja yeah!

Link  —  Posted: January 9, 2014 in Uncategorized

KAMI KEMBALI

Posted: June 29, 2012 in Uncategorized

Tidak pernah bermaksud menghilang. Delapan bulan blog ini terabaikan. Banyak cerita tersimpan, kan kami segera beberkan. SUPEREGO akan tetap bertahan, walaupun sang bassist merangkap vokalis entah kenapa timbul tenggelam.

 

Image